Gambar Sampul Bahasa Indonesia · b_Pelajaran 2 Kreativitas
Bahasa Indonesia · b_Pelajaran 2 Kreativitas
Adi, Aminudin, Yudi

23/08/2021 07:38:55

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Apakah Anda bercita-cita menjadi wartawan atau reporter berita?

Anda dapat menggapainya dengan berlatih memahami wawancara.

Ada hal-hal penting yang harus Anda perhatikan saat mendengarkan

isi wawancara. Bukan hanya mendengarkan, Anda pun dapat meng-

ungkapkan kembali hasil wawancara secara lengkap dengan proses

pengalihan rekaman menjadi tulisan (transkripsi).

Adapun secara tidak langsung, Anda sedang belajar menyerap

informasi dari beragam sumber. Hal tersebut dapat Anda dukung

dengan sering melatih gaya Anda berbicara dan menonton/men-

dengarkan wawancara di media elektronik.

Kemampuan mengapresiasikan sumber dapat Anda praktikkan

dalam mengidentifikasi pementasan drama. Pementasan drama ini

dapat Anda tonton di gedung kesenian atau komunitas teater di daerah

Anda. Anda pun dapat mementaskan drama bersama teman-teman

sekelompok. Bukankah itu lebih menarik?

Anda

dapat

menggapainya

dengan

berlatih

memahami

wawancara

.

A

d

a

h

a

l

-

h

a

l

p

ent

i

ng

y

ang

h

aru

s

An

da

p

er

h

at

ik

a

n

saa

t

men

d

engar

k

a

n

i

si

wawancara

.

B

u

k

an

h

an

y

a

menden

g

arkan,

An

da

p

u

n

da

p

at

meng

-

u

n

gk

ap

k

an

k

em

b

a

li

h

as

il

w

awancar

a

s

ecara

l

en

gk

ap

d

en

g

a

n

proses

penga

lih

an

r

e

k

ama

n

m

en

j

a

di

t

u

li

sa

n

(

trans

k

r

i

ps

i

)

.

Ada

p

un

secara

t

i

dak

l

an

g

sun

g,

An

da

sedan

g

bela

j

ar

menyerap

i

n

f

ormas

i

d

ar

i

b

era

g

am

sum

b

er

.

Ha

l

terse

b

ut

d

apat

An

d

a

d

u

k

un

g

d

enga

n

s

er

i

ng

me

l

at

ih

gay

a

An

da

b

er

bi

cara

d

a

n

menonton

/

men

-

d

en

g

arkan

wawancara

di

m

ed

i

a

e

lektronik

.

K

emampuan

m

en

g

apres

i

as

ik

an

sum

b

er

d

apa

t

An

da

pra

k

t

ikk

a

n

d

a

l

am

meng

id

ent

ifik

as

i

pemen

t

asan

d

rama.

P

ementasa

n

d

ram

a

ini

d

a

p

at

An

da

to

n

ton

d

i

g

edun

g

k

ese

ni

a

n

atau

k

o

m

u

ni

tas

teate

r

di

dae

r

a

h

An

d

a

.

A

n

d

a

pu

n

d

apat

mementas

k

an

d

rama

b

ersam

a

teman-teman

se

k

e

l

ompo

k.

Bu

k

an

k

a

h

i

t

u

l

e

bih

menar

ik?

Kreativitas

2

Pelajaran

S

u

m

b

e

r

:

R

e

p

u

b

l

i

k

a

,

S

e

p

t

e

m

b

e

r

2

0

0

7

30

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

Peta Konsep

Kegiatan tindak berbahasa

dapat

diaplikasikan

kegiatan

perilaku menyimak

kegiatan

Mengungkapkan hasil

wawancara

disampaikan dengan kalimat efektif

merangkum hasil wawancara

memahami pelaku

dialog

konflik

Mengidentifikasi dialog

drama

secara faktual

secara empatik

Mendengarkan

wawancara

Alokasi waktu untuk Pelajaran 2 ini adalah 15 jam pelajaran.

1 jam pelajaran = 45 menit

31

Kreativitas

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat mencatat pokok-pokok

pembicaraan dalam wawancara, yaitu siapa yang mewawancara dan

siapa yang diwawancarai, serta apa isi pembicaraannya. Selain itu, Anda

diharapkan dapat merangkum isi pembicaraan dalam beberapa kalimat.

Selanjutnya, Anda diharapkan dapat menyampaikan (secara lisan) isi

rangkuman kepada orang lain.

Mendengarkan Isi Wawancara

A

Lihatlah beragam berita yang disiarkan berita televisi setiap

hari. Selain reportase, bahan berita bersumber dari wawancara.

Wawancara memang kegiatan penting untuk mengetahui informasi.

Apakah Anda pernah bercita-cita menjadi reporter? Anda dapat

melakukannya dengan belajar tekun memahami wawancara.

Jika Anda perhatikan siaran radio dan televisi, biasanya ada

tayangan khusus wawancara. Hal ini terutama terkait dengan peristiwa-

peristiwa yang sedang aktual. Berdasarkan perilaku mendengarkan/

menyimak, terdapat dua tipe perilaku dalam kegiatan mendengarkan/

menyimak wawancara, yaitu sebagai berikut.

1. Menyimak Faktual

Menyimak faktual berarti menangkap serta memahami fakta-

fakta, konsep-konsep, serta informasi yang disampaikan pembicara.

Pada saat kita menyimak, kita mencoba menangkap ide-ide pokok,

gagasan-gagasan penting sang pembicara atau narasumber. Kegiatan

yang dilakukan saat menyimak faktual adalah:

a. memusatkan perhatian pada pesan-pesan orang lain;

b. berusaha mendapatkan fakta-fakta.

2. Menyimak Empatik

Menyimak empatik menolong kita untuk memahami sikap

psikologis dan emosional sang pembicara/narasumber dan bagaimana

sikap tersebut memengaruhi ujarannya. Menyimak empatik ini dapat

juga disebut menyimak aktif atau menyimak pemahaman. Setiap

pesan berisi dua bagian, yaitu isi atau materi faktual dan perasaan

Sumber

:

www.metrotv.news.com

Pada dasarnya, wawancara merupakan percakapan antara dua

orang. Seorang yang bertanya dan seorang yang menjawab. Proses

wawancara tidak jauh berbeda dengan percakapan sehari-hari yang

sering Anda lakukan. Dengan demikian, dalam kegiatan wawancara,

keduanya mengalami kegiatan mendengarkan dan berbicara.

Gambar 2.1

Kegiatan wawancara biasa

dilakukan di media televisi.

32

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

Wawancara dengan Linda Christanty

Linda Christanty dilahirkan

di Pulau Bangka tahun 1970.

Setelah menyelesaikan sekolah

dasar dan menengah (pertama

dan atas), Linda sempat kuliah

di Fakultas Sastra Universitas

Indonesia (UI).

Selama ini, dia

telah memublikasikan karya-

karya cerpennya di berbagai

media massa dan mendapat

pujian serta perhatian dari se-

jumlah pengamat sastra.

Pada 1989, cerpen karya Linda bertajuk "Daun-

Daun Kering" mendapatkan salah satu penghargaan

lomba menulis cerpen yang diselenggarakan

Kompas

yang kemudian dimuat di harian yang sama pada 5

Agustus 1990. Saat itu, Linda memperoleh juara

harapan bersama sembilan penulis cerpen lainnya,

di antaranya Bre Redana, Satyagraha Hoerip, dan

Putu Wijaya.

Apa yang telah dicapai Linda tidak lepas dari

kebiasaan masa kecilnya yang suka menulis dan

membaca yang beberapa bacaan di antaranya mungkin

dianggap belum saatnya dibaca anak-anak seusianya.

Misalnya, buku-buku politik milik kakeknya. Berikut ini

petikan wawancara Majalah

Matabaca

dengan Linda

Christanty.

Apa yang sebenarnya menjadi inspirasi bagi karya-

karya Anda sehingga karya-karya tersebut banyak me-

nyinggung soal kemanusiaan yang berkaitan dengan

politik?

Aku menganggap sumberku dalam berkarya

adalah kehidupan sehari-hari. Realitas ini sendiri.

Ya, bisa aja orang kemudian berimajinasi ada

mahluk di Mars atau apa, aku pikir itu sah saja. Tapi

untuk karyaku, aku berpikir memang sumbernya

adalah kehidupan kita yang hari per hari ini. Dalam

kehidupan sehari-hari ini kan banyak sekali peristiwa-

peristiwa. Misalnya, ketidakadilan terhadap orang

kecil, pembunuhan, penganiayaan, atau perampokan.

Hanya gara-gara, misalnya, orang itu tak punya uang,

(maka orang itu) rela merampok dan membunuh

untuk uang sekitar dua puluh ribu dan itu realitas

dalam masyarakat kita.

Berapa lama biasanya Anda menyelesaikan

cerpen-cerpen yang termuat dalam buku kumpulan

cerpen "Kuda Terbang Mario Pinto"

?

Cerpen yang paling cepat dua jam (cerpen

"Makan Malam"), tapi ada juga yang berbulan-bulan

yang aku bingung ini akhirnya bagaimana yah seperti

"Pesta Terakhir".

Kendala yang biasa Anda alami saat menulis dan

menyelesaikan sebuah cerpen

?

Kesulitan saya mungkin dialami juga ya sama

penulis lain. Misalnya, tiba-tiba, nah ini sepertinya perlu

juga penulis seperti saya karena sebagian besar penulis

kita itu otodidak. Jadi, begitu menulis fiksi tidak pernah

tuh wah bagian pertama adalah pembukaannya nanti

ada padanannya atau segala macam yang ada klimaks

antiklimaks. Jadi, saat menulis cerpen itu duduk. Apa

yang dipikirkan waktu itu dan dirasakan ditulis saja.

Nah itu, ternyata bermasalah. Iya kalau memang

idenya terus mengalir dan energi kita langsung bisa

menyelesaikan dalam sekali duduk.

Seringkali, di tengah jalan, lho tokohnya mau

dibawa ke mana, eh akhir ceritanya bagaimana yah,

saya jadi bingung. Hal seperti itu kadang saya alami.

Namun, ada juga saya dalam situasi secara psikologis

juga memang sedang betul-betul

mood

, semangat,

asyik dan saya merasa cerita ini betul-betul menyatu

dengan saya. Misalnya, "Makan Malam" itu saya selesai-

kan dalam waktu dua jam. Saya tuh tidak pernah

menulis cerpen sekali tulis walaupun banyak penulis

lain (setelah) menulis, tidak dibaca lagi, langsung kirim.

Saya tidak bisa seperti itu. Saya akan teliti lagi logikanya

bahasanya, seperti itulah.

Sejak kapan Anda suka menulis

?

Saya sudah menulis sejak usia delapan tahun.

Pemicunya, sebuah buku catatan harian yang

diberikan oleh kakek saya. Dia berkata kepada saya,

"kalo Anda merasa sedih, senang, gembira, cobalah

ditulis di sini."

Pada waktu masih kecil, saya kan bingung

bagaimana untuk mengungkapkan kesedihan itu.

Kalimatnya seperti apa kira-kira. Mungkin, kakek saya

juga agak bingung kalo harus mendiktekan kalimat

Sumber

:

www.matabaca.com

atau sikap pembicara terhadap isi tersebut. Kegiatan yang dilakukan

saat menyimak empatik adalah:

a. memperhatikan isyarat-isyarat nonverbal (gerak-gerik anggota

tubuh);

b. menempatkan diri pada posisi orang lain;

c. memusatkan perhatian pada pesan, bukan pada penampilan.

Anda dapat melakukan dua kegiatan menyimak tersebut pada saat

mendengarkan wawancara. Sekarang, perhatikan dan dengarkanlah

wawancara antara penulis Linda Christanty dan wartawan yang akan

diperankan oleh dua teman Anda berikut.

33

Kreativitas

seperti itu, dalam situasi, ia juga tidak tahu apa yang

saya rasakan. Jadi, dia bilang begini, sekarang ini Juan

Carlos, Raja Spanyol dan Putri Sofia sedang datang

ke Indonesia. Jadi, pembukaan catatan harianmu

tuliskan saja bahwa pada hari ini tanggal sekian bulan

sekian tahun sekian Raja Juan Carlos dan Putri Sofia

datang ke indonesia. Saya buka catatan harian saya

dengan kalimat itu.

Mulai kapan dan bagaimana Anda mengasah ke-

terampilan menulis cerpen

?

Saya memang sejak kecil menulis. Kemudian,

mulai menulis fiksi dalam bentuk cerpen waktu

SMP di mading (majalah dinding). Ketika SMA, saya

menulis juga. Tahun 1989, ada lomba (menulis cerpen

yang diselenggarakan harian

Kompas

). Sekitar 4000

lebih naskah masuk ke redaksi

Kompas

. Waktu itu,

cerpen saya berjudul "Daun-Daun Kering" mendapat

juara harapan (pemenang harapan sekitar sepuluh

orang). Karya pemenang kemudian dipublikasikan. Saya

(sejak itu) mulai terpacu secara serius untuk menulis

fiksi. Caranya, saya membaca banyak buku. Kebetulan,

saya adalah orang yang suka belajar diam-diam.

Jadi, lebih asyik kalo belajar diam-diam itu lewat

buku, baik karya sastra dunia maupun karya sastra

Indonesia. Masa itu, saya suka pengarang-pengarang

Jepang seperti Yasunari Kawabata, Yukio Mishima,

Ryonosuke Akutagawa, Yuniciru Tanijaki. Karena

pengarang Jepang itu, mereka kadang menceritakan hal

yang sederhana dengan cara yang begitu halus dan juga

puitis. Terutama, (Yukio) Mishima, saya terkesan sekali

sama salah satu novelnya tentang seorang anak kecil

miskin dari keluarga nelayan yang mencintai seorang

gadis secara diam-diam. Mereka tinggal di sekitar mercu

suar di pantai. Itu indah sekali, menurut saya. Tapi, pada

masa-masa kemudian bacaan saya berkembang juga.

Saya mulai baca juga Milan Kundera, Miguel

Asturias, Isabel Allende, dan Carlos Fuentes. Terus,

saya baca juga buku cerita anak-anak karena untuk

imajinasi dalam cerita anak-anak itu kan gila-gilaan.

Dan yang agak menyedihkan dari kita kalo usia kita

makin tua adalah kadang-kadang imajinasi kita tidak

seliar saat anak-anak itu. Dengan membaca buku

cerita anak-anak itu, saya jadi pulih lagi imajinasi saya

yang liar dan polos, seperti itulah.

Apa obsesi Anda saat ini atau yang akan datang

?

Obsesi, sebenarnya cita-citaku ingin nulis novel.

Sayang, saya kurang mendisiplinkan diri. Cerpen itu kalo

sudah sampai 3.000 kata dan itu gak mau berhenti, kita

jadi bingung. Bagaimana ya memberhentikannya, karena

kalau halaman koran itu kalau halaman penuh maksimal

2.500 kata karena ada gambar/ilustrasi. Sementara itu,

(dalam) cerpen-cerpenku, aku melihat kecenderungan

karakter yang ada dalam cerpen-cerpenku adalah

karakter-karakter yang harusnya lebih berkembang

dan itu mungkin gak akan atau tak bisa berkembang

hanya dalam sebuah cerpen yang hanya satu halaman

dengan sekian ribu kata.

Sumber

:

Majalah Matabaca

, Januari 2004

Berdasarkan wawancara tersebut, kita dapat merangkum isi

wawancara sebagai berikut.

Linda Christanty menganggap sumber dalam berkarya adalah

kehidupan sehari-hari. Saat membuat karya cerpen, waktu yang paling

cepat adalah dua jam, tetapi ada juga yang berbulan-bulan. Salah satu

kesulitan menulis karya adalah saat menulis fiksi karena tidak ada

langkah-langkah yang pasti. Ia sudah menulis sejak usia delapan tahun

dan pemicunya adalah sebuah buku catatan harian yang diberikan

oleh kakeknya. Ia sejak kecil menulis kemudian mulai menulis fiksi

dalam bentuk cerpen waktu SMP di mading (majalah dinding). Ketika

SMA pun, ia menulis juga. Obsesi ke depannya adalah ingin menulis

novel.

Hasil rangkuman dalam beberapa kalimat tersebut dapat Anda

sampaikan kepada teman-teman Anda dengan menggunakan bahasa

Anda sendiri. Penyampaian isi rangkuman secara lisan tersebut akan

membuat orang lain memahami isi pembicaraan secara umum.

34

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

Kaidah

Bahasa

Kata

sesuatu

dan

suatu

harus dipakai secara tepat. Kata

sesuatu

tidak diikuti oleh kata benda karena kata tersebut sudah

menunjukkan benda. Adapun kata

suatu

harus diikuti oleh kata

benda karena kata tersebut termasuk kata bilangan.

Misalnya:

Kesalahan Umum

1. Ia mencari

sesuatu

benda di halaman rumahnya.

2.

Sesuatu

masalah harus diselesaikan sebelum kita menggarap

masalah lain.

3. Pak Guru memberikan

sesuatu

hadiah kepada muridnya

yang menjadi bintang kelas.

Yang Dianjurkan

1. Ia mencari

suatu

benda di halaman rumahnya.

2.

Suatu

masalah harus diselesaikan dulu sebelum kita meng-

garap masalah lain.

3. Pak Guru memberikan

suatu

hadiah kepada muridnya yang

menjadi bintang kelas.

Sumber:

1001 Kesalahan Berbahasa

1. Dengarkanlah isi wawancara yang akan disampaikan teman

Anda berikut.

2. Sampaikanlah dengan cara memperagakannya, yakni seseorang

berperan sebagai pewawancara dan seorang lagi berperan

sebagai narasumber. Sementara itu, yang lainnya memperhatikan

dengan saksama.

Iseng Melukis Botol Jadi Pajangan

Jemu dengan keseharian yang itu-itu saja? Ini

ada satu kegiatan pengisi waktu luang yang kreatif

dan unik, yakni melukis kaca. Siapa tahu ini bakal

menjadi hobi yang mendatangkan

kesenangan sekaligus untung. Ia

hanya memerlukan sedikit kelihaian

bermain kuas. Tidak lihai pun tak soal.

Untuk lebih mengetahui lukisan kaca,

berikut ini wawancara dengan Irma

Ridwan, salah seorang pehobi lukisan

kaca.

Apakah perbedaan melukis kaca

dengan melukis biasa

?

Melukis kaca atau sering juga

disebut melukis gelas adalah gaya

melukis dengan memakai media

yang terbuat dari kaca. Media ter-

sebut karena terbuat dari kaca

maka permukaannya licin. Di sinilah

persoalannya karena tidak semua

cat bisa menempel sempurna di media tersebut.

Jika terkena air atau termakan usia, warnanya

terkelupas atau pudar.

Sejak kapan kegemaran ini dimulai di

Nusantara

?

Wah, kalau itu sih tak ada data

pustaka yang menyebutkan kepas-

tiannya. Boleh jadi sudah ada sejak

berabad-abad sejak kaca diciptakan

manusia. Namun, data artefak yang

benar-benar bisa memberi bukti

otentik akan kegiatan tersebut

belum jelas.

Namun, diduga melukis kaca

sebagai sebuah hobi lahir karena

keinginan orang untuk meman-

faatkan sesuatu menjadi indah dan

dekoratif.

Mengapa saat melukis di media kaca

harus menggunakan cat khusus

?

Sumber

:

www.sinarharapan.com

Uji

Materi

35

Kreativitas

Karena cat yang dipakai bukan untuk melukis di

media kaca, mutu warna dan daya lekatnya tak tahan

lama. Kini dengan kemajuan teknologi di pasaran, telah

tersedia cat khusus yang cepat kering. W

arnanya nyaris

tak berubah dan memiliki daya lekat yang hebat

sekali. Cat tersebut tahan air dan kalau dikeletek

pakai kuku maka kuku kita yang rusak. Banyak

pabrik cat moderen memproduksi cat khusus ini,

hanya untuk melayani pehobi

glass painting

. Di

Amerika dan sebagian Eropa, juga Jepang,

glass

painting

telah menjadi hobi yang banyak peminatnya.

Pabrik-pabrik cat di sana lalu memakai kesempatan

ini untuk melebarkan pasar yang spesifik itu.

Bagaimana prospek lukisan kaca ini

?

Hobi ini ketika krisis moneter melanda, sempat

jadi salah satu primadona

handy craft

. Pelakunya

yang bisa dihitung dengan jari itu, menikmati betul

momen tersebut. Namun, hobi ini belum bisa dipakai

sebagai penopang hidup. Harga jualnya tinggi karena

bahan bakunya cukup mahal. Pasar ada, tapi kecil.

Apakah kegiatan melukis kaca ini bisa juga dilakukan

oleh orang lain

?

Sebagai sebuah hobi, melukis kaca sebetulnya

menyenangkan dan dapat membuat seseorang

kreatif. Tiap gelas yang dilukis selalu diusahakan

mempunyai motif lain. Teknik yang dipakai umumnya

melukis langsung pada bidangnya, tanpa membuat

pola dulu. Mereka yang nggak terbiasa melukis di

bidang cembung memang agak kaku. Media yang

paling disukai orang untuk dijadikan objek lukisan

adalah botol bekas minyak wangi. Apalagi jika dari

merek terkenal dan memiliki bentuk yang aneh

dan unik. Bekas botol parfum itu setelah dipoles

oleh tangan-tangan terampil, tampak lebih cantik

dan bernilai. Urutan kedua, toples, botol, vas bunga,

dan gelas. Rumah semakin "bernyawa" jika salah

sudutnya dihiasi

glass painting

. Atau sebagai hadiah

istimewa untuk teman yang spesial, boleh juga.

Bagaimanakah cara berlatih melukis kaca itu

?

Untuk pemula dan anak-anak tersedia di toko

khusus, produk yang dapat dilakukan oleh semua

orang. Jenis cat dan teknik mengayun kuas tak

dibutuhkan di sini. Pemakai tinggal memencet

tube

dan mengikuti garis pola. Polanya pun tersedia seribu

satu macam. Ada model binatang, aneka flora dan

tokoh-tokoh kartun. Teknik ini lebih mudah karena

dilakukan pada bidang datar (lembar plastik).

Pola tersebut diletakkan di lembaran plastik. Tube

dipencet sampai cat keluar sebagai

out liner

, mengikuti

pola. Bagian dalam diberi cat transparan berwarna.

Dalam selembar plastik itu bisa dibuat lebih dari satu

pola. Setelah itu, lukisan di atas plastik itu dimasukkan

kulkas. Sesudah dingin, cat di plastik tadi jadi mudah

lepas dan bisa ditempel ke permukaan gelas, botol,

toples, atau benda yang kita sukai.

Teknik ini memiliki bentuk gambar yang baik

karena memakai pola. Namun , ia mudah mengelupas

jika tercuci. Oleh karena itu, tak dianjurkan untuk

mencuci barang yang dilukis dengan cara ini. Jika

kotor cukup dibersihkan dengan lap kering. Jika

sudah bosan, mudah dihapus.

Sumber

:

www.sinarharapan.com

(dengan

penyesuaian)

3. Setelah mendengarkan wawancara tersebut, catatlah pokok-pokok

pembicaraannya. Tuliskan pula siapa yang menjadi pewawancara

dan narasumbernya.

4. Berdasarkan pokok-pokok wawancara tersebut, buatlah rang-

kumannya. Perhatikanlah hal-hal penting yang dikemukakan

dalam wawancara.

5. Kemukakanlah kembali isi wawancara tersebut secara lisan

di hadapan teman-teman Anda. Kemukakan pula kesan-kesan

Anda terhadap wawancara tersebut.

Kegiatan

Lanjutan

1. Bergabunglah dengan kelompok Anda. Kemudian, dengar-

kanlah kegiatan wawancara yang disiarkan melalui radio

atau televisi.

2. Catatlah hal-hal yang disampaikan dalam wawancara tersebut.

Anda pun dapat merekamnya supaya dapat didengarkan

berulang-ulang.

36

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

Info

Bahasa

Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia

tidak banyak menggunakan kata bertata bahasa dengan jenis

kelamin.

Sebagai contoh kata ganti seperti "dia" tidak secara

spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau

perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti

"adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk lebih menelaah

sebuah gender, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-

laki" sebagai contohnya.

Ada juga kata yang bergender, seperti contohnya "putri" dan

"putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain

(pada kasus tersebut, kedua kata itu diserap dari bahasa Sansekerta

melalui bahasa Jawa Kuno)

Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak

digunakan reduplikasi, tapi hanya jika jumlahnya tidak diimpli-

kasikan dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai

alih-alih "seribu orang-orang". Reduplikasi juga mempunyai

banyak fungsi lain, tidak terbatas pada kata benda.

Bahasa Indonesia menggunvakan "kami" dan "kita". "Kami"

adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan

bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti

kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.

4. Kemukakanlah kembali hasil rangkuman wawancara

tersebut oleh salah seorang perwakilan kelompok Anda.

5. Mintalah tanggapan teman-teman kelompok lain terhadap

hasil pekerjaan Anda. Jika memungkinkan, serahkanlah

hasilnya untuk ditanggapi guru.

Tanggal siar/penayangan

: .....................................

Jam siar/penayangan

: .....................................

Nama program acara

: ......................................

Nama stasiun tv/radio

: ......................................

Nama pewawancara

: ......................................

Nama narasumber

: ......................................

Tema wawancara

: ......................................

Isi wawancara

: ......................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

Rangkuman wawancara

:

....................................................................................................

....................................................................................................

3. Catat pula data wawancara, seperti di stasiun mana

disiarkannya, waktu penyiaran, tema, pewawancara, dan

narasumbernya. Gunakan format berikut.

Sumber

:

Dokumentasi pribadi

37

Kreativitas

Susunan kata dasar adalah Subjek - Predikat - Objek (SPO)

walaupun susunan kata lain juga mungkin. Misalnya, kalimat

Adi membeli sepatu

merupakan susunan kata dasar berpola SPO;

dan

Ayah bekerja di luar negeri

merupakan susunan kata dasar

berpola SPK. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (

tense

).

Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu

(seperti, "kemarin" atau "besok"), atau indikator lain seperti

"sudah" atau "belum".

Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia

mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan

yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama

kali belajar bahasa Indonesia.

Sumber

:

www.wikipedia.org

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat mencatat pokok-

pokok hasil wawancara dengan topik tertentu. Selain itu, Anda

diharapkan membuat rangkuman hasil wawancara dengan kalimat yang

efektif. Terakhir, Anda diharapkan dapat menyampaikan rangkuman

hasil wawancara.

Mengungkapkan Hasil

Wawancara

B

Kegiatan berwawancara adalah kegiatan menggali berbagai

informasi. Misalnya, kita dapat tahu informasi program pemerintah

melalui wawancara dengan pejabat negara. Kegiatan memahami

wawancara merupakan hal yang diperlukan agar kita bisa tahu

perkembangan informasi.

Setelah Anda mempelajari cara merangkum isi wawancara di

bagian A, sekarang Anda akan belajar menjelaskan isi wawancara

dengan bahasa Anda sendiri.

Dari sebuah wawancara, Anda dapat

menemukan tanggapan yang dikemukakan oleh narasumber. Dalam

hal ini, Anda hendaknya dapat memahami bahwa narasumber pun

mempunyai pandangan tersendiri atas pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan pewawancara.

Sumber

:

Majalah Tempo

, Desember 2004

Berdasarkan wawancara dengan Linda Christianty dalam subbab

A, dapat dikemukakan tanggapan terhadap seputar dunia kreativitas

sebagai berikut.

Gambar 2.2

Kegiatan wawancara yang dilakukan

dengan tokoh nasional.

38

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

Linda Christanty menganggap bahwa sumber dalam berkarya

adalah kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, realitas ini sendiri.

Adapun dalam pengerjaan sebuah cerpen, ia mempunyai teknik

bekerja cepat dan ada yang lama. Selanjutnya, tanggapan dia

terhadap kesulitan berkarya adalah masalah dunia ide yang harus

dikeluarkan saat kita menulis. Pada waktu masih kecil, ia pernah

merasa bingung bagaimana mengungkapkan suasana dalam cerita

yang dikarangnya.

Untuk melatih membuat karya cerita, ia memang sejak kecil

menulis. Kemudian, ia mulai menulis fiksi dalam bentuk cerpen

waktu SMP di mading (majalah dinding). Ketika SMA, ia menulis juga.

Caranya, ia membaca banyak buku. Adapun obsesinya di masa datang

adalah ingin menulis novel. Sementara itu, ia melihat kecenderungan

karakter yang ada dalam cerpen-cerpennya adalah bahwa karakter-

karakter yang harusnya lebih berkembang dan itu mungkin tidak

akan atau tidak bisa berkembang hanya dalam sebuah cerpen yang

hanya satu halaman dengan sekian ribu kata.

1. Teks wawancara berikut hendaknya dibacakan oleh dua orang

di antara Anda (pewawancara dan narasumber).

2. Selama wawancara tersebut diperankan, catatlah pokok-pokok

yang dikemukakan narasumber untuk dijadikan rangkuman hasil

wawancara.

Apakah Kreativitas Itu?

Menurut Anda apakah pengertian kreativitas yang

sebenarnya itu

?

Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta/

berkreasi. Tidak ada satu pun pernyataan yang dapat

diterima secara umum mengenai mengapa suatu

kreasi timbul. Kreativitas sering dianggap terdiri dari

dua unsur.

Apa saja unsur-unsur tersebut

?

Pertama, kefasihan yang ditunjukkan oleh kemam-

puan menghasilkan sejumlah besar gagasan pemecahan

masalah secara lancar dan cepat. Kedua, keluwesan

yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk

menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa

untuk memecahkan suatu masalah.

Apakah kreativitas berhubungan dengan sikap individu

?

Betul. Istilah kreativitas digunakan untuk mengacu

pada kemampuan individu yang mengandalkan keunikan

dan kemahirannya untuk menghasilkan gagasan baru

dan wawasan segar yang sangat bernilai bagi individu

tersebut.

Sumber

:

www.bantul.go.id

Apakah Anda dapat belajar menangkap rangkuman yang di-

kemukakan oleh narasumber tersebut? Sekarang, Anda akan ber-

latih memahami dan menangkap gagasan tanggapan apa saja yang

dikemukakan oleh narasumber.

Contohnya bagaimana

?

Begini, kreativitas dapat juga dianggap sebagai

kemampuan untuk menjadi seorang pendengar yang

baik, yang mendengarkan gagasan yang datang dari

dunia luar dan dari dalam diri sendiri atau dari alam

bawah sadar. Oleh karena itu, kreativitas lebih tepat

didefinisikan sebagai suatu pengalaman untuk meng-

ungkapkan dan mengaktualisasikan identitas individu

seseorang secara terpadu dalam hubungan eratnya

dengan diri sendiri, orang lain, dan alam.

Uji

Materi

39

Kreativitas

Lantas, mengapa manusia perlu berkreasi

?

Para ahli psikologi tidak sependapat mengenai

kebutuhan dan motif dasar yang dimiliki manusia

untuk berkreasi. Meskipun demikian, imbalan dan

penghargaan nyata yang dapat diamati dapat diiden-

tifikasikan sebagai motif manusia untuk berkreasi.

Manusia yang menjadi lebih kreatif akan menjadi

lebih terbuka pikirannya terhadap gagasannya

sendiri maupun gagasan orang lain.

Apa sajakah hambatan untuk menjadi lebih kreatif

?

Pertama adalah kebiasaan. K

ebiasaan adalah

reaksi dan respons yang telah kita pelajari untuk

bertindak secara otomatis tanpa berpikir atau

mengambil keputusan terlebih dahulu. Biasanya sulit

dan tidak enak mengubah suatu kebiasaan, apakah

kebiasaan itu baik atau buruk. Kedua adalah waktu.

Kesibukan merupakan salah satu alasan orang

untuk tidak menjadi kreatif. Di lain pihak, ada orang

yang mempunyai waktu untuk menjadi lebih kreatif

dengan mencari waktu dari 24 jam yang sama yang

tersedia bagi setiap orang.

Selanjutnya

?

Faktor lain manusia tidak lepas dibanjiri masalah.

Sebagian dari kita merasa bahwa kita berhadapan

dengan begitu banyak masalah yang penting dimana

kita tidak mempunyai cukup waktu dan tenaga

untuk mengatasi beberapa masalah secara kreatif.

Kita lalu mengabaikan semua masalah dan tidak

mau mengolahnya dengan otak kita. Bahkan, faktor

selanjutnya adalah merasa tidak ada masalah. Kita

adalah makhluk pemecah masalah yang terus-

menerus menghadapi dan memecahkan sejumlah

masalah. Jika masalah kita dipecahkan secara

otomatis atau menurut kebiasaan, maka kita tidak

akan pernah mengenal masalah tersebut dan kita

merasa bahwa kita tidak akan pernah mempunyai

masalah. Adapun faktor lain adalah takut gagal dan

kebutuhan akan sebuah jawaban instan.

Hal lain adalah kegiatan mental yang sulit diarah-

kan. Bahkan, secara tak sengaja kreativitas sering

terhambat oleh kritik-kritik orang lain. Jika suatu

gagasan baru diperkenalkan, kebanyakan gagasan ter-

sebut sering dipatahkan dan diobrak-abrik orang

lain. Memang kadangkala hal tersebut penting untuk

membantu orang supaya tetap berpijak pada kenyataan,

namun seharusnya kritik-kritik tersebut dapat menjadi

pendorong bagi perbaikan kreativitas Anda sendiri.

Lalu, bagaimana cara memunculkan gagasan kreatif

?

Teknik-teknik kreatif dalam berbagai tingkatan

keseluruhannya bersandar pada pengembangan per-

tama sejumlah gagasan sebagai suatu cara untuk

memperoleh gagasan yang baik dan kreatif. Kecen-

derungan manusia untuk mendapatkan gagasan, pe-

mecahan, atau penjelasan pertama yang muncul dan

melekat dalam pikiran merupakan kerugian besar

bagi kreativitas.

Teknik lain yang dapat digunakan adalah teknik

brainstorming

. Teknik

brainstorming

mungkin meru-

pakan cara yang terbanyak digunakan, tetapi juga

merupakan teknik pemecahan kreatif yang tidak

banyak dipahami. Banyak orang mempergunakan

istilah

brainstorming

untuk mengacu pada suatu

proses yang menghasilkan suatu gagasan baru, atau

menggunakan istilah tersebut untuk mengacu pada

suatu kumpulan proses pemecahan masalah.

Menurut Anda, bagaimana hubungan sikap kreatif

dengan memfokuskan tujuan

?

Memang, caranya adalah dengan berbuat

seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok,

telah terjadi saat ini. Apabila proses itu dilakukan

secara berulang-ulang, pikiran Anda akan terpusat

ke arah tujuan yang dimaksud.

Sumber

:

www.kapanlagi.com

(dengan penyesuaian)

3. Sampaikanlah rangkuman hasil wawancara kedua teman Anda

tersebut.

4. Selama penyampaian, gunakanlah kalimat yang efektif.

40

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

1. Pelaku dan Perwatakan

Penokohan atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa

seorang tokoh dalam lakon drama. Seorang tokoh bisa saja berwatak

sabar, ramah, dan suka menolong. Sebaliknya, bisa saja tokoh lain

berwatak pemberang, ringan tangan, dan sangat keji. Karakter ini

diciptakan penulis lakon untuk diwujudkan oleh pemain (aktor)

yang memerankan tokoh itu. Agar dapat mewujudkannya, pemain

harus memahami benar karakter yang dikehendaki penulis lakon

drama. Untuk itu, dia perlu menafsirkan, membanding-bandingkan,

dan menyimpulkan watak tokoh yang akan diperankan, lalu

mencoba-coba memerankannya. Hal ini harus dilakukan supaya

penampilannya benar-benar seperti tokoh yang diperankan, tepat

seperti tokoh sesungguhnya.

Sumber

:

www.gatra.com

Gambar 2.3

Keberhasilan pementasan teater

bergantung pada penguasaan

setiap pemain terhadap tokoh yang

diperankannya.

Pernahkah Anda berkhayal menjadi aktor di atas pentas?

Mungkin pula kita pernah merasa kagum akan penjiwaan seorang

aktor atas tokoh yang dimainkannya. Anda dapat menangkap kesan-

kesan dari drama yang dipentaskan. Sebenarnya, apa yang Anda

tonton adalah cerminan kehidupan itu sendiri. Sudahkah Anda

menjadi penonton drama yang apresiatif dan kritis?

Suatu pementasan drama yang Anda tonton akan lebih bermakna

jika Anda mampu menangkap unsur-unsur yang ada di dalamnya.

Dengan demikian, Anda akan mengetahui lebih jauh bahwa di balik

karya pementasan drama, terdapat bagian yang dapat kita maknai.

Untuk mengetahui unsur apa saja yang dapat kita apresiasi dari

karya pementasan drama, berikut penjelasannya.

Mengidentifikasi Pementasan

Drama

C

Dalam pelajaran ini,

Anda diharapkan dapat menentukan tokoh,

peran, dan wataknya. Selain itu,

Anda juga diharapkan dapat menentu-

kan konflik dengan men

unjukkan data yang mendukung; menentukan

tema dengan alasan; menentukan pesan yang mendukung; merangkum

isi drama berdasarkan dialog yang didengar; serta mengaitkan isi

drama dengan kehidupan sehari-hari.

41

Kreativitas

Dalam meleburkan diri menjadi tokoh yang diperankannya pemain

dibantu oleh penata rias, penata busana, dan akting. Misalnya, jika tokoh

yang diperankannya orang tua yang sabar, wajahnya dihias dengan

garis-garis hitam yang mengesankan keriput, rambutnya ditebari bedak

hingga tampak memutih.

Kalau tokoh itu orang desa yang sederhana,

pakaiannya menyesuaikan, misalnya memakai kemeja agak lusuh,

bersarung, bersandal, serta berkopiah. Gerakannya lambat-lambat

dengan posisi badan agak membungkuk. Demikian pula kalau

sedang berbicara, harus diupayakan bicaranya pelan dan (kalau bisa)

suaranya agak serak. Kalau perlu, kadang-kadang dibuat terbatuk-

batuk.

Unsur-unsur pendukung itu (tata rias, tata busana, dan akting)

satu dan lain tidak bisa dipisahkan. Semuanya saling mendukung

untuk membantu mewujudkan karakter tokoh seperti yang dike-

hendaki oleh penulis lakon drama.

2. Dialog

Jalan cerita lakon drama diwujudkan melalui dialog (dan gerak)

yang dilakukan para pemain. Dialog-dialog yang dilakukan harus

mendukung karakter tokoh yang diperankan dan dapat menunjukkan

alur lakon drama. Melalui dialog-dialog antarpemain inilah

penonton dapat mengikuti cerita drama yang disaksikan. Bahkan

bukan hanya itu, melalui dialog itu penonton dapat menangkap hal-

hal yang tersirat di balik dialog para pemain. Oleh karena itu, dialog

harus benar-benar dijiwai oleh para pemain sehingga sanggup

menggambarkan suasana. Dialog juga harus berkembang mengikuti

suasana konflik dalam tahap-tahap alur lakon drama.

Sumber

:

www.id.wikipedia.org

Gambar 2.4

Dialog para pemain harus

mendukung karakter tokoh cerita.

3. Konflik

Konflik dalam pementasan tidak terlepas dari kehadiran tokoh

yang bertentangan satu dengan lainnya. Dalam hal ini, konflik yang

hadir dapat berupa pertentangan tokoh dengan dirinya sendiri,

pertentangan dengan orang lain, bahkan konflik dengan alam sekitar

atau pandangan tertentu.

Pada segi pementasan drama, konflik akan lebih jelas terlihat

dibandingkan dengan saat kita membaca naskahnya. Gerakan atau

tindakan para tokoh, juga melalui dialog yang diucapkan dapat

membentuk suatu peristiwa. Peristiwa ini berasal dari hal yang biasa

sampai konflik yang memuncak. Hal yang patut diperhatikan adalah

peristiwa konflik tidak terjadi begitu saja. Dalam hal ini, peristiwa

42

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

yang satu akan mengakibatkan peristiwa yang lain. Peristiwa yang

terjadi karena tindakan tokoh tersebut dikenal dengan motif. Motif

ini berhubungan langsung dengan alasan setiap tokoh mengambil

tindakan tersebut.

Motif dapat muncul dari berbagai sumber, antara lain sebagai

berikut.

a. Kecenderungan-kecenderungan dasar (

basic instinct

) yang di-

miliki manusia, misalnya kecenderungan agar dikenal untuk

memperoleh suatu pengalaman tertentu.

b. Situasi yang melingkupi manusia, yaitu keadaan fisik dan keadaan

sosial.

c. Interaksi sosial, yaitu rangsangan yang ditimbulkan karena hubungan

sesama manusia.

d. Watak manusia itu sendiri, sifat-sifat intelektual, emosional,

persepsi, resepsi, ekspresi, serta sosial kulturalnya.

Dengan mengetahui motif, pembaca akan mendapat dasar yang

lebih kuat dalam menginterpretasikan suatu laku atau suatu peristiwa

dalam drama.

Agar lebih memahami pembelajaran ini, pentaskanlah penggalan

drama berikut oleh tiga orang di antara Anda. Selama penggalan

naskah drama ini dipentaskan, tutuplah buku Anda. Cermatilah hal-

hal yang berhubungan dengan perwatakan, dialog, dan konflik yang

ada di dalamnya.

Bunga Rumah Makan

Karya Utuy Tatang Sontani

Panggung merupakan ruangan rumah makan,

dialati oleh tiga stel kursi untuk tamu, lemari tempat

minuman, rak kaca tempat kue, meja tulis beserta

telepon, radio dan lemari. Pintu masuk ada di belakang

dan pintu keluar ada di depan sebelah kiri

.

Adegan 3

Ani

(

ke belakang sambil menyanyi kecil

).

Pengemis

(

masuk pelahan-lahan dengan kaki pincang, setelah

di dalam, melihat ke kiri-ke kanan, ke rak tempat kue-

kue, kemudian menuju rak itu dengan langkah biasa,

tangannya membuka tutup stopples hendak mengambil

kue

).

Ani

(

tampil dari belakang

)

Hai!

Pengemis

(

cepat menarik tangannya

).

Ani

.

Engkau mau mencuri, ya?

Pengemis

(

menundukkan kepala

).

Ani

Hampir tiap engkau datang di sini, engkau kuberi

uang.Tak nyana, kalau sekarang berani datang di sini

dengan maksud mencuri.

Pengemis

Ampun, Nona, ampun.

Ani

Mau sekali lagi kau mencuri?

Pengemis

Saya tak akan mencuri bila saya punya uang.

Ani

Bohong!

Pengemis

Betul, Nona, sejak kemarin saya belum makan.

Ani

Mau bersumpah, bahwa engkau tak hendak

mencuri lagi?

43

Kreativitas

Pengemis

Demi Allah, saya tak akan mencuri lagi, Nona. Asal...

Ani

Tidak. Aku tidak akan memberi lagi uang padamu.

Pengemis

(

sedih

)

Ah, Nona, kasihanilah saya.

Ani

Tapi mengapa tadi mau mencuri?

Pengemis

(

sedih

) Tidak, Nona, saya tidak akan sekali lagi. Dan

saya sudah bersumpah. Ya, saya sudah bersumpah.

Ani

(

mengambil uang dari laci meja

)

Awas, kalau sekali lagi engkau mencuri!

Adegan 4

Pengemis

(

masuk menjinjing tas kulit, melihat kepada pengemis

)

Sudarma

Mengapa kau ada di sini? Ayo, keluar.

Pengemis

(

diam menundukkan kepala

).

Sudarma

(

kepada Ani

)

Mengapa dia dibiarkan masuk, An?

Ani

Hendak saya beri uang.

Sudarma

Tak perlu. Pemalas biar mati kelaparan. Padahal dia

datang di sini mengotorkan tempat semata.

Ani

(

memberi uang kepada pengemis

)

Nih. Lekas pergi.

Pengemis

Terima kasih, Nona. Moga-moga Nona panjang umur.

Sudarma

Lekas pergi dan jangan datang lagi di sini.

Pengemis

(

pergi keluar dengan kaki pincang

).

Sudarma

Lain kali orang begitu usir saja, An. Jangan rumah

makan kita dikotorinya. (

dengan suara lain

) Tak ada

yang menanyakan daku?

Ani

Ada, tapi entah dari mana, sebab Karnaen-lah yang

menerima teleponnya tadi.

Sudarma

Anakku sudah biasa lalai. Barusan dia ketemu di jalan,

tapi tidak mengatakan apa-apa. (

mengangkat telepon

)

Sembilan delapan tiga.

Ani

(

membersihkan kursi

).

Sudarma

(

kepada Ani

)

Meja ini masih kotor, An.

Ani

(

membersihkan meja

).

Sudarma

(

dengan telepon

)Tuan kepala ada? -Baik, baik.-

Waaah, kalau sudah banyak uangnya, lama tidak

kedengaran suaranya, ya? - ya? -Ini Sudarma, bung.

- Ha, ha, ha, betul, betul. - Biasa saja, menghilang

sebentar untuk kembali berganti dulu. - (

tertawa

) -

Tapi, bung, bagaimana tentang kanteb yang dijanjikan

itu? - Ah, ya? - Bagus, bagus, lebih cepat lebih nikmat.

- ya, ya, sebentar ini juga saya datang. -Baik, baik.

(

telepon diletakkan;

kepada Ani

) Aku hendak pergi

ke kantor pertemuan. Kalau ada yang menanyakan,

baik perantaraan telepon atau datang, tanyakan

keperluannya, lalu kau catat, ya An? (

melangkah

).

Ani

Ya .

Sudarma

Eh,

jika nanti Usman datang di sini, suruh menyusul

saja ke kantor pertemuan. Dan engkau jangan be-

pergian.

Sumber

:

Horison, Kitab Nukilan Drama

, 2002

Dalam pementasan penggalan drama karya Utuy Tatang Sontani

tersebut, Anda menemukan tiga nama tokoh, yaitu Ani, Sudarma,

dan Pengemis. Dari dialog yang diucapkan ketiganya, Anda dapat

mengamati watak setiap tokoh. Tokoh Ani mempunyai watak yang

punya belas kasihan kepada orang lain. Dalam hal ini, tokoh Ani betapa

pun kesalnya kepada pengemis tersebut, ia tetap memberi uang. Hal ini

dibuktikan dengan dialog berikut.

44

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

Ani

Tapi mengapa tadi mau mencuri?

Pengemis

(

sedih

) Tidak, nona, saya tidak akan sekali lagi. Dan saya sudah bersumpah.

Ya, saya sudah bersumpah.

Ani

(

mengambil uang dari laci meja

)

Awas, kalau sekali lagi engkau mencuri!

Lantas, bagaimana dengan tokoh Pengemis? Pengemis di dalam

dialog-dialognya mempunyai konflik batin sekaligus penyebab

konflik dengan orang lain. Akibat dari kemiskinannya, ia nekad

mencuri. Hal tersebut berkaitan dengan motif. Sang Pengemis

mempunyai motif bahwa ia bertindak demikian karena didesak

kebutuhan hidup. Ia lantas mengiba kepada orang lain atas nasib

hidupnya sampai orang lain merasa kasihan. Hal ini dibuktikan

dengan kutipan dialog berikut.

Akan halnya dengan watak Sudarma yang membuat hidup ini

adalah perjuangan sendiri. Ia tidak menyukai sang pengemis yang

telalu mengiba atas nasib sekaligus sang pengemis hanyalah sampah

yang menyusahkan orang lain.

Pengemis

Betul, Nona, sejak kemarin saya belum makan.

Ani

Mau bersumpah, bahwa engkau tak hendak mencuri lagi?

Pengemis

Demi Allah, saya tak akan mencuri lagi, Nona. Asal...

Ani

Tidak. Aku tidak akan memberi lagi uang padamu.

Pengemis (

sedih

)

Ah, Nona, kasihanilah saya.

Ani

Tapi mengapa tadi mau mencuri?

Pengemis

(

sedih

) Tidak, Nona, saya tidak akan sekali lagi. Dan saya sudah ber-

sumpah. Ya, saya sudah bersumpah.

Sudarma

Tak perlu. Pemalas biar mati kelaparan. Padahal dia datang di sini

mengotorkan tempat semata.

...

Sudarma

Lain kali orang begitu usir saja, An. Jangan rumah makan kita di-

kotorinya. (

dengan suara lain

) Tak ada yang menanyakan daku.

Sumber

: www.

blontankpoer.

blogsome.com

Gambar 2.5

Kegiatan pementasan drama dapat

melatih Anda memanfaatkan

potensi diri.

45

Kreativitas

Sudarma adalah sosok orang yang merasa diri mempunyai

wibawa lain. Ia bergaul dengan orang-orang yang derajatnya lebih

tinggi. Itulah yang membedakan watak dia dengan watak lain.

Hal ini dapat diamati dengan cara masuk dan berbicara seenaknya

dan menyuruh Ani mengusir pengemis. Apakah Anda mempunyai

pendapat lain terhadap watak setiap tokoh?

Sekarang, Anda dapat mengamati bagaimana sebuah dialog

dapat menciptakan suasana. Dengan demikian, Anda dapat mene-

mukan perbedaan karakter setiap tokoh, sekaligus memahami

bagaimana konflik terjadi.

Arah konflik yang terjadi, yaitu saat Pengemis datang ke tempat

Ani. Ada adu perkataan antara Ani dengan Pengemis. Ani menyalahkan

sikap pengemis yang berani mencuri. Namun, Ani pun masih

mempunyai sisi kemanusiaan. Adapun konflik yang betul-betul tidak

ada toleransi adalah saat Sudarma datang dan menghardik Pengemis.

Dalam hal ini, posisi Pengemis kalah dibandingkan dengan Sudarma.

Kita dapat membayangkan bagaimana jika sang Pengemis melakukan

perlawanan dengan memberi alasan. Jika hal itu terjadi, akan timbul

pertentangan antara Sudarma dan Pengemis. Inilah yang membedakan

watak satu tokoh terhadap toleransi masalah dengan tokoh lainnya.

Adapun tema yang disampaikan dalam penggalan drama

tersebut adalah mengenai sikap dan watak manusia dalam menjalani

kehidupan. Adapun amanat/pesan yang hendak disampaikan bahwa

setiap manusia di dunia ini mencari penghidupan dengan jalannya

sendiri. Masalah baik atau tidak baiknya sikap yang disampaikan

bergantung pada watak atau tabiat orang tersebut. Hal ini tidak jauh

berbeda dengan keseharian kita; dalam kehidupan setiap manusia

berbeda watak dan cara memandang orang lain.

Anda dapat merangkum penggalan drama tersebut sebagai

berikut.

Suatu waktu, Ani sedang merapikan rumah makan yang

dijaganya. Tiba-tiba ada pengemis yang datang ke rumah makan itu.

Pengemis itu memang biasa datang ke rumah makan itu untuk sekadar

meminta sedekah. Saat Ani sedang sibuk, sang pengemis berniat

mencuri, namun Ani memergokinya. Ani lalu memarahi pengemis

yang kelaparan itu. Berkat kebaikan hatinya, Ani memberi juga

uang kepada pengemis itu. Kebetulan saat kejadian itu berlangsung,

Sudarma datang dan meminta Ani mengusir pengemis yang dianggap

pemalas itu. Lalu, Sudarma menanyakan beberapa hal kepada Ani

mengenai ada tidaknya orang mencari dia.

Info

Sastra

Teater Populer

adalah salah satu kelompok teater Indonesia

yang menonjol terutama karena prestasinya di dunia film.

Kelompok teater ini diresmikan pada hari Senin, 14 Oktober 1968,

di Bali Room Hotel Indonesia, Jakarta. Pagelaran perdananya

adalah dua pentas pendek: "Antara Dua Perempuan" karya Alice

Gestenberg dan "Kammerherre Alving (Ghost)" karya Henrik

Ibsen.

46

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

1. Perankanlah penggalan drama berikut.

2. Tutuplah buku Anda dan amatilah hal-hal yang berhubungan

dengan perwatakan, dialog, dan konflik yang ada di dalamnya.

Rama Bargawa

Karya D. Jayakusuma

Adegan XXV

(

Pentas belakang terang, muncul Petruk, Gareng,

dan Bagong

)

Petruk

: Menurut Semar yang

maha tahu

segera datang seorang tamu.

Gareng

: Pedagang atau bangsawan?

Bagong

: Katanya anak pendeta ex raja.

Petruk

: Yang bekas raja itu pendeta

atau anaknya?

Bagong

: Anak jadi raja, pendetanya

jadi ex.

Gareng

: Kalau mendengar yang gamblang,

kalau bicara yang terang.

Kelompok yang dipimpin oleh Teguh Karya ini, semula

bernama Teater Populer Hotel Indonesia. Anggota awalnya

berjumlah sekitar 12 orang, berasal dari ATNI (Akademi

Teater Nasional Indonesia), mahasiswa dan para teaterwan

independen. Mereka mempersiapkan diri sejak awal 1968 dan

berlatih di panggung Ballroom Hotel. Manajemen kelompok ini

memang berpayung di bawah Departemen Seni & Budaya Hotel

Indonesia.

Jangkauan utama kelompok ini adalah menanamkan apresiasi

teater terhadap masyarakat dengan pendekatan bertahap. Gebrakan

demi gebrakan telah berhasil menggaet sekitar 3000 peminat

yang bersedia menjadi penonton tetap dengan membayar iuran.

Produktivitas kelompok ini luar biasa. Untuk masa dua tahun,

Teater Populer HI sanggup menggelar produksi panggung sekali

sebulan. Di dalam proses perjalanannya, kelompok ini kemudian

memisahkan diri dari manajemen Hotel Indonesia dan mengubah

nama grup menjadi Teater Populer.

Karya-karya pentas yang dianggap kalangan kritikus sebagai

puncak eksplorasi kelompok ini, antara lain;

Jayaprana

karya Jef

Last,

Pernikahan Darah

karya Federico García Lorca,

Inspektur

Jendral

karya Nikolai Gogol,

Woyzeck

karya Georg Büchner,

dan

Pilihan Dewa

karya Bertolt Brecht, semuanya disutradarai

Teguh Karya.

Kegiatan Teater Populer bukan hanya di panggung,

melainkan juga di televisi. Pada tahun 1971, kelompok ini

melahirkan sebuah karya film berjudul

Wajah Seorang Laki-laki

.

Sejak saat itu, teater-film-televisi, merupakan bagian kegiatan

yang tak terpisahkan dari kelompok ini.

Banyak nama mencuat lewat kelompok ini. Selain, tentu

saja, Teguh Karya, yang kemudian dianggap sebagai guru teater

dan film Indonesia saat ini, lahir pula Slamet Rahardjo Djarot,

Christine Hakim, Franky Rorimpandey, George Kamarullah,

Henky Solaiman, Benny Benhardi, Niniek L. Karim, Sylvia

Widiantono, Dewi Matindas, Alex Komang, dan lain-lain.

Sumber

:

www.id.wikipedia.org

Sumber

:

www.suaramerdeka.com

Uji

Materi

47

Kreativitas

Bagong

: Aku ini bicara tegas, sebab itu

pasti jelas, tegasnya aku sendiri

tidak jelas.

Petruk

: Siapa yang ex raja, atau ex

pendeta, atau ex anak tidak

penting, yang penting kita harus

menerimanya, kita dijadikan

protokol. Kita kol bersaudara.

Semar jadi dongkol.

Gareng

: Memang aku antikol. Aku pro

kangkung, ditambah hidung, di-

tambah petis yang agak manis

............

Petruk

: Jangan main-main. Amanat

orangtua. Supaya tamu merasa

dihormati, yang menerima

harus setaraf dengan dia.

Kalau dia bangsawan, kita juga

bangsawan.

Bagong

: Cocok. Aku komedi bangsawan.

Aku jin Afried: La, la....

Gareng

: Ya, Pangeran Ommelet. Pangeran

sudah adu jangkrik?

Bagong

: Aku kok tidak ditanya?

Petruk

: Bagaimana Tuanku Baron

Bagong?

Bagong

: Baik-baik. Terima kasih, Pangeran

Pailit. Namaku Baron Bagong de

Bawor.

Adegan XXVI

(

Bergawa datang

)

Gareng

: Ah, tamu kita datang. Selamat

datang! Saudara ini raja atau

tukang kayu?

Bergawa

: Saya Rama Bergawa alias Rama

Parasu.

Petruk

: Tambah Seri Paduka.

Bergawa

: Maaf Tambah Seri Paduka.

(

Pada Petruk

). Ini raja?

Gareng

: Berapa kali sudah menghina. Tapi

tidak apa. Ini cuma sandiwara.

Saya raja negeri kurang tahu,

darahku biru, buat transfusi

tidak laku.

Bergawa

: Maaf, Seri Paduka mengapa

pincang?

Gareng

: Pincang? Masalah gampang.

Sebentar mengarang. Ini gara-

gara kerang. Waktu ibu saya

mengandung.

Bagong

: Mengandung!

Gareng

: Supaya yang diam, Baron.

Waktu ibuku mengandung

waking tabu... waking wang?

Bergawa

: Apa itu waking wang?

Gareng

:

Sorry

. Tidak kenal bahasa Kawi?

Maksudnya badannya saya. Dia

iseng makang kerang di restoran

ngangkang

....

Bergawa

: Pantas, Seri Paduka seperti

kerang.

Gareng

: Ya, kerang. Perlu kerang? Berapa

kilo?

Bergawa

: Terima kasih, lain kali. Ini yang

bundar?

Bagong

: Perkenalkan! Saya Baron

Bagong de Bawor de

Belangsetan, keturunan

kesepuluh dari maharaja diraja,

keturunan raja disinga, tanpa

di. Mengapa bundar? T

erlalu

banyak obat dan gas. Sebentar

lagi aku akan melayang seperti

balon; ngalor, ngidul, ngetan,

kembali kulon. Mau kelon?

Gareng

: Sudah tolol adu okol. Kita harus

raja, pangeran, dan baron.

Petruk

: Betul. Sekarang bagi-bagi titel.

Kang Gareng yang tua jadi raja.

Aku jadi pangeran.

Bagong

: Setuju. Aku jadi Baron de Bagong.

Lha, Pak Semar jadi apa?

Petruk

: Dia mestinya, ya, jadi kaisar.

Bagong

: Cocok. Semar mbokne Parto.

Gareng

: Mbokne Parto bagaimana?

Bagong

: Itu yang selalu garuk-garuk pe-

rutnya. Orang kecil.

Petruk

: O, Bonaparte. Nah, itu orangnya

datang. Awas! (

Pada Gareng

). Seri

Paduka apa sudah mandi pagi

ini?

Gareng

: Sudah Pangeran. (

Berbisik

). Siapa

namamu? Sudah tiga kali.

Petruk

: (

Berbisik

). Panggil aku Ommelet.

48

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

Bergawa

: Sangat mengagumkan. Dan tuan

panjang ini?

Petruk

: Pangeran. Pangeran pengkalan

bambu bambungan– Satria 100

persen. Boleh ditawar.

Bagong

: 75 persen.

Gareng

: 25 persen.

Petruk

: 50 persen. Jadi? Jadi. 50 persen.

Nah, Grap Barbara ....

Bergawa

: Rama Bergawa alias Rama

Paras.

Petruk

: Baik Rama Bergawa, hari ini

kau, kami angkat jadi Grap

Parabagawa di Barbasu de

Bakso. Grap tentu ingin

audiensi menghadap seri

paduka yang mulya lagi bijak

bestari asmara terpendam di

keranjang sampah.

Bergawa

: Kalian ini bangsawan atau badut-

badut yang tidak lucu?

Adegan XXVII

(

Semar datang sambil tertawa terkekeh-kekeh

).

Semar

: Maafkan saya, anak-anak saya.

Memang agak kurang ajar, walau

sudah berkali-kali dihajar tanpa

bayar. Saya ini Semar, budak biasa,

budaknya Prabu Rama saja, tidak

pakai embel-embel.

Bergawa

: Jadi namanya Rama– saja tidak

pakai embel-embel.

Semar

: Maksud saya Rama saja, thok,

doang. Dia bukan Rama

Barbawa-bawa.

Petruk

: Juga bukan Bar ngangsu di kali

baru.

Gareng

: Bukan pula Bar ngawur di kali

tawur.

Bagong

: Juga bukan Bar Bir di tempat

parkir.

Semar

: Sudah siap menghadap majikan

saya?

Bergawa

: Lekas bawa dia kemari.

Gareng

: Jangan omong asal omong.

Petruk

: Salah omong bisa monyong.

Bagong

: Sekali monyong minta lontong.

Bergawa

: Sekali lontong.... gila. Biar aku

ke sana.

Semar

: Tunggu saja di sini dengan sabar.

Adegan XXVIII

Semar pergi

.

Gareng

: Dan jangan berani kurang ajar.

Petruk

: Lebih baik berdamai, kompromi.

Bagong

: Tapi bayar uang administrasi.

Uang semir juga jadi. Mau

plesir? Aku ladeni.

Bergawa

: Bawa dia lekas kemari. (

Bargawa

mengangkat kapaknya. Gareng,

Petruk dan Bagong memasang

kuda-kuda pendak, bokser, dan

gulat

).

Adegan XXIX

(

Rama Wijaya diantar Semar. Rama Wijaya tidak

membawa senjata

).

Rama Wijaya

: Kamu sekalian, pergi.

Gareng

: Yang hati-hati.

Petruk

: Harus ada saksi.

Rama Wijaya

: Sudahlah, pergi sana!

Bagong

: Sisa makanan masih ada?

Semar

: Masih banyak, ayo!

(

Semar dan anak-anaknya pergi. Tinggal Rama Wijaya

dan Rama Bergawa berhadapan

).

Adegan XXX

(

Rama Wijaya dan Rama Bergawa berhadapan

).

Rama Wijaya

: Sama awalnya, lami akhirnya

sama namanya, lami gelarnya

semoga dewa melindungimu

sehat-sehat di hadapanku?

Rama Bergawa

: Terima kasih atas sambutanmu

sudah lama aku ingin bertemu

dengan orang menyamai

namaku.

Rama Wijaya

: Aku senang berjumpa muka

dengan Bergawa Parasu Rama

begitu tersohor di dunia.

Rama Bergawa

: Kita berjumpa mengadu

senjata mengapa datang

bertangan hampa?

Rama Wijaya

: Kau datang hendak membunuh

aku datang menerima tamu

seperti galibnya tuan rumah

terhadap tetamu harus ramah.

Kau datang mencabut nyawa

aku serahkan dengan rela.

(

Rama Wijaya berlutut di depan Rama Bergawa,

mengalungkan lehernya

).

Rama Bergawa

: Ini bukan keramahan tapi jelas

penghinaan.

Rama Wijaya

: Aku bermaksud tidak melawan

karenanya aku hampa tangan.

Aku sadar dosaku sangat banyak

sudah layak jadi sasaran kapak

atau Bargawastra yang sakti akan

49

Kreativitas

mengantar aku kembali ke asalku

yang sejati.

(

Rama Wijaya menung, kemudian ia kembali tegak,

sedang Rama Bergawa terdiam

).

Rama Wijaya

: Dunia tabu akan hasratmu

menggantikan Yamadipati.

Penuhi hasratmu jangan ragu

masih banyak tugasmu menanti.

(

Bergawa ayunkan kapak. Rama

mengelak. Kapak mengenai

tanah, tangkainya patah jadi dua,

Bergawa heran

). Jumlah satria

tak terbilang jangan biarkan

waktu terbuang.

Kau mau bersihkan dunia laku-

kanlah dengan segera.

(

Bergawa memasang tali pada busur. Mendadak tali

putus. Dengan kesal busur dilempar ke tanah

).

Mengapa tanggalkan senjata?

Badanmu kuat sentausa

tanganmu berotot baja

cukup dengan mencekik saja.

Chorus

:

Rama Bergawa diam membisu

menyadari tindakannya keliru.

Ia ingin bersihkan dunia

dari satria murang tata.

Solo

Tiap apa dilakukannya?

Tiap satria dibunuhnya

bahkan juga perempuan dan

bayi dalam kandungan.

Rama Wijaya

: Tugasmu belum selesai

belum terdengar lonceng usai

masih banyak satria berkelana

tak terbilang keturunannya.

Angkat senjata

bunuh semua

bunuh aku

dan dirimu

karena kau laki-laki

dan satria lagi.

Baru sesudah tiada lagi

seorang insan di dunia ini

boleh kau tanggalkan senjata

boleh kau menepuk dada

telah terpenuhi sumpahmu keji.

(

Rama Bergawa bertekuk lutut di hadapan Rama

Wijaya. Cahaya dipusatkan pada kedua tokoh itu

).

Chorus

Anak satria adalah satria tapi satria

dan satria ada berbeda.

Solo

Perbuatan, perbuatan itulah nilai dan ukuran.

Maunya membersihkan dunia

nyatanya ia mengotorinya.

Chorus

Bila dipimpin benci dan dendam

pandangan tajam menjadi buram

hati nurani tenggelam dalam.

Sumber

:

Horison, Kitab Nukilan Drama

3. Sampaikanlah hasil analisis perwatakan, tema, dialog, amanat,

dan konflik yang ada dalam penggalan naskah drama tersebut.

4. Selain itu, buatlah rangkuman atau isi pementasan dialog drama

tersebut.

5. Sampaikanlah rangkuman Anda untuk ditanggapi oleh teman-

teman.

50

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

Mengenal Ahli Bahasa

Dendy Sugono

, lahir pada 1949 di Banyuwangi. Ia mendapatkan gelar

sarjana pendidikan dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di IKIP Malang

tahun 1974 dan meraih gelar doktor bidang linguistik di Universitas Indonesia

tahun 1991 dengan disertasi "Pelesapan Subjek dalam Bahasa Indonesia". Sejak

tahun 1976, ia bekerja di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Ia pernah

mengikuti

post graduate training programme for general and Austronesian

Linguistics di Universitas Leiden

, Negeri Belanda tahun 1981–1982. Ia juga

pernah belajar di Universitas Johann Wolfgang Goethe, Frankfurt Am Main,

Jerman, dalam rangka penulisan disertasi tahun 1986 dan 1987.

Buku yang ditulisnya antara lain

Petunjuk Penulisan Karya llmiah

(bersama

Panuti Sudjiman),

Verba Transitif Dialek Osing

:

Analisis Tagmemik

,

Klausa

Tansubjek dalam Ragam Bahasa Jurnalistik

, serta

Verba dan

Komplementasinya

(bersama Titik Indriastini).

1. Wawancara merupakan percakapan antara dua orang. Seorang

yang bertanya dan seorang yang menjawab. Proses wawancara

tidak jauh berbeda dengan percakapan sehari-hari yang sering

Anda lakukan.

2. Terdapat dua tipe perilaku dalam kegiatan mendengarkan/

menyimak wawancara, yaitu sebagai berikut.

a. Menyimak Faktual

Menyimak faktual berarti menangkap serta memahami fakta-

fakta, konsep-konsep, serta informasi yang disampaikan pembicara.

Pada saat kita menyimak, kita mencoba menangkap ide-ide pokok,

gagasan-gagasan penting sang pembicara atau narasumber.

b. Menyimak Empatik

Menyimak empatik menolong kita untuk memahami sikap

psikologis dan emosional sang pembicara/narasumber dan

bagaimana sikap tersebut mempengaruhi ujarannya. Menyimak

empatik ini dapat juga disebut menyimak aktif atau menyimak

pemahaman. Setiap pesan berisi dua bagian, yaitu isi atau materi

faktual dan perasaan atau sikap pembicara terhadap isi tersebut.

3. Dari sebuah wawancara, Anda dapat menemukan tanggapan

yang dikemukakan oleh narasumber. Dalam hal ini, Anda

hendaknya dapat memahami bahwa narasumber pun mempunyai

pandangan tersendiri atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

sang pewawancara.

4. Pementasan drama berhubungan dengan hal berikut:

a. pelaku dan perwatakan

b. dialog

c. konflik

5. Motif tokoh dalam drama berhubungan dengan alasan setiap

tokoh mengambil tindakan.

Rangkuman

1

51

Kreativitas

6. Motif dapat disebabkan faktor-faktor berikut:

a. kecenderungan dasar;

b. situasi;

c. interaksi sosial;

d. watak manusia.

Kegiatan wawancara dapat Anda lakukan untuk mencari

informasi. Misalnya, informasi yang Anda perlukan untuk

majalah dinding atau buletin sekolah. Hasil wawancara

tersebut dapat Anda tulis kembali dalam bentuk teks dan

disajikan dalam media massa. Informasi dari wawancara

merupakan bahan penting sebagai rujukan bagi orang lain,

misalnya, Anda dapat mewawancarai pihak kepolisian untuk

mengetahui masalah narkoba di kalangan remaja. Adapun

mengidentifikasi pementasan drama akan menjadikan Anda

penonton kritis dan apresiatif.

Refleksi Pelajaran

Kerjakanlah soal berikut

.

Untuk soal 1 s.d. 4, bacalah penggalan drama "Bung Besar" karya Misbach Yusa Biran

berikut.

Bung Besar bangkit dan menuju ke kursi dekat

Anwar.

Anwar berdiri menanti Karim, dan baru duduk kembali

ketika Bung Besar sudah duduk di dekatnya

.

Karim

Kau selalu mengerti segala-galanya, Anwar.

Anwar

Ah............

Karim

Ya.....ya.....Kau pandai ! Kau cocok benar dengan

istriku (memandang ke arah lain).

Anwar

(

terkejut, tapi cepat bisa menguasai diri dan

lantas tersenyum manis

) Lebih baik kita jangan

membicarakan yang bukan-bukan.

Bung Besar memandang ke arah Anwar. Anwar

membalas dengan pandangan yang tajam.

Anwar

Jangan membuang-buang waktu.

Bung Besar jadi tertunduk oleh pandangan Anwar. Dan

tak lama kemudian membenarkan letak duduknya,

menenangkan pikirannya. Dan setelah itu mengangguk-

angguk.

Karim

Apa...apa yang harus aku lakukan sekarang?

Anwar

(

menyodorkan kertas

) Bacalah ini. Baca hati-hati, ini

kali Bung harus betul-betul bisa menghafalnya.

Karim

(

membaca dalam bati dan keningnya berkerut

) Aduh!

Aku tak bisa menghafalnya. Mereka kan tak akan

tahu apa pidato ini dibuat oleh kau atau supirku.

Anwar

Tapi model cara pidato yang terbaru, Bung Besar,

ialah tak pakai teks. Dihafal di luar kepala. Diucapkan

dengan terang. Baca sajalah dulu!

Soal Pemahaman Pelajaran 2

52

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XI Program IPA dan IPS

1. Permasalahan apa yang dikemukakan dalam penggalan drama

ini?

2. Bagaimanakah watak Anwar? Buktikan dengan alasan.

3. Konflik apa yang terjadi?

4. Bagaimanakah watak Karim?

WW:

Jazz identik dengan orang ningrat, katanya. Di

saat seperti apa jazz enak untuk dinikmati

?

Beben: Di Indonesia jazz dikonotasikan sebagai musik

kaum ningrat yang adanya di hotel bintang lima,

padahal kalau kita melihat akar musik jazz itu berasal

dari negara kulit hitam yang bukan kaum ningrat.

Dengan begitu, masyarakat akan memilah-

milah sendiri mana musik jazz yang benar-benar

bisa dinikmati karena ada 12 aliran dalam musik

jazz, seperti aliran swing yang enak dinikmati dalam

suasana dansa atau bossanova dalam suasana lagi

ngopi atau santai.

WW :

Apa bedanya jazz dan blues

?

Beben : Secara akademis, jazz dan blues berbeda

di iramanya. Blues lebih monoton dan Jazz

lebih bebas.

WW :

Bagaimana dengan aliran musik Norah

Jones

?

Beben : Kalau kita agak lebih sensitif mendengarkan

lagu dari Norah Jones, itu dasar musiknya

adalah country modern yang dimasukkan

unsur jazz. Dalam albumnya ada beberapa

lagu jazz dengan aliran blues.

Sumber:

www.unicorn-in-love.blogspot.com

Untuk soal 5 dan 6, bacalah wawancara berikut.

5. Menurut Anda, apa profesi sang narasumber?

6. Hal apa saja yang dibicarakan dalam wawancara tersebut?